Idea Sharing: Touching Employees' Heart Through HR Business Professional Practices

Bagaimana mengatasi kesenjangan komunikasi yang terjadi antara pengelola HR dengan Karyawan? Pertanyaan ini muncul ketika karyawan merasakan pengelola HR jarang melakukan komunikasi yang intens (dialogis, tatap muka) untuk mendengarkan aspirasi atau minimal mengenal lebih dalam siapa mereka dan kebutuhan mereka. 

Masalah komunikasi ini harus disolusikan dengan segera mengingat karyawan adalah elemen penting dalam pelaksanaan bisnis bagi suatu perusahaan sehingga dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik. 





Apa solusinya?
 

Dalam beberapa model pelaksanaan pengelolaan HR di sejumlah perusahaan, solusi atas permasalahan tersebut berupa pembentukan satuan HR Business Professional (HRBP). HR Business Professional ini terdiri dari sejumlah individu yang berpengalaman dan kompeten di bidang HR selama minimal 5 tahun, bersertifikasi, mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik, mampu merumuskan masalah HR yang disampaikan oleh karyawan dan merumuskan solusi-solusi atas permasalahan HR tersebut. 

Apa saja poin-poin solusinya?

Satu (1) orang HR Business Professional memiliki klien karyawan sebanyak 500 orang. Mengapa 500 orang karyawan banding 1 orang HR Business Professional? Jika setahun terdapat 250 hari kerja, peran utama untuk bersentuhan langsung (dialog dua arah) dengan karyawan, dapat dilaksanakan dengan 2 orang per hari.  Dengan demikian, bila perusahaan saat ini memiliki jumlah karyawan kurang dari 500 orang, maka diperlukan cukup 1 (satu) orang HR Business Professional.

HR Business Professional ini didukung dengan beragam fungsi aplikasi Kesisteman HR (dari aplikasi rekrut sampai exit) yang akan mempercepat layanan kepada karyawan.  

Salary range per bulan yang ditawarkan bagi seorang HR Business Professional adalah Rp 30-50 juta per bulan (Kelly Service Salary Survey tahun 2014, dengan pengalaman di bidang HR 5-10 tahun), dengan paket kompensasi per tahun sebanyak 12 kali Gaji + THR + Bonus Tahunan.

Penilaian kinerja HR Business Professional salah satunya dari penilaian karyawan yang diampunya dengan bobot 50%.

Dengan mekanisme kerja HR Business Professional tersebut, aspirasi dari seluruh karyawan mendapatkan saluran yang tepat langsung kepada HR Business Professional. Selanjutnya proses integrasi layanan HR seharusnya didorong oleh HR Business Professional tersebut untuk disinergikan dengan fungsi-fungsi HR. 

Saluran komunikasi yang terbuka dengan baik akan membantu proses terciptanya budaya kreatif yang mendukung transformasi suatu perusahaan untuk menjadi organisasi yang lebih baik. 

Semoga bermanfaat. 

Salam, @MasNovanJogja

Komentar

  1. Apa yang menjamin seorang HRBP bisa menyambung lidah karyawan ke pengelola?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Yudi.

      Mekanisme kerja HR Business Professional adalah bertatap muka melaksanakan dialog dengan karyawan. Pada saat pelaksanaan dialog tersebut, seharusnya beragam permasalahan/keluhan yang terkait dengan pengelolaan HR dapat disampaikan kepada HR Business Professional.

      Selanjutnya, HR Business Professional melakukan analisis dan pengelompokan permasalahan serta merumuskan ragam solusinya yang memungkinkan. Disinilah peran besar HR Business Professional untuk "menyambung lidah" karyawan.

      Bukan sekedar menerima curhat saja. :)

      Hapus
  2. Desukma@gmail.com:
    Very good point; konsep one stop service kekaryawanan.

    Menurut saya, dilihat dari urgensinya. Ada yg butuh sekarang, bertahap dipersiapkan, atau malah ga perlu sama sekali. Tentunya dgn melihat karakter institusi, stakeholders, dan efektivitas saluran komunikasi yg sudah ada.
    Institusi jasa konsultan yg tersebar seindonesia, rasanya belum urgen utk membentuk unit itu.
    Karena kalo dipaksakan, bukan hanya terjadi pemborosan resources tapi juga bisa mengurangi efektivitas saluran komunikasi yg sudah ada. Chat group, non formal HR agent yg udah dibentuk masih bisa ditingkatkan efektivitasnya.

    Meski demikian, pembentukan unit itu merupakan suatu nilai tambah tersendiri untuk mendapatkan aspirasi bebas dari karyawan. Untuk lebih memanusiakan karyawan, sebagai manusia... ... ... aseeeek.

    Great article Bro!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank Bro Sukma.

      Benar Sukma. Bisa jadi urgensi menjadi salah satu pertimbangan untuk implementasi konsep HR Business Professional di artikel ini.

      Tentu saja, jangan sampai konsep ini malah memboroskan resources karena malah memunculkan tambahan biaya Sukma.

      HR Business Professional yang memiliki klien 500, bisa saja membentuk 5 group WA atau cukup 3 grup Telegram seandainya ingin menyampaikan sosialisasi kebijakan yang bersifat satu arah. :)

      Hapus
  3. Tantangan hr di beberapa perushaaan adalah menunjukkan korelasi aktivitas hr dgn result bisnis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank Mas Sandy.

      Setuju mas.

      Tantangan ini memang harus dijawab oleh praktisi HR. Misalnya peningkatan target penjualan tanpa diiringi kapabilitas dari tenaga penjualan baik melalui teknik penjualan, perubahan pola pikir penjualan, hingga survey atas pengetahuan produk dari si tenaga penjualan tersebut.

      Termasuk, memastikan bahwa kebosanan tenaga penjual itu bisa diatasi dengan pola rotasi, mutasi, atau promosi.

      Salam, @MasNovanJogja

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tips Sukses Menjadi Mahasiswa Magang

Pendekatan Strategis Atas Manajemen Kinerja