Postingan

Featured Post

5 Tips Sukses Menjadi Mahasiswa Magang

Gambar
Mahasiswa Magang. Ya, mahasiswa yang menjalani 'kerja praktik' di perusahaan tertentu merupakan para mahasiswa magang.Sejumlah mahasiswa magang sudah pernah saya temui dan saya bimbing. Salah satunya sekarang juga bekerja di TELKOM. Ketika ada sejumlah mahasiswa magang di unit saya, dan kemudian tanggung jawab diserahkan kepada saya untuk jadi pembimbing praktik, tentu saya dengan senang hati membantu mereka mencapai tujuan magangnya. Menjadi mahasiswa magang, dalam pandangan saya, harus punya tujuan. Tujuan itu sifatnya sangat personal, namun pada umumnya hampir-hampir sama, 11-12 lah, yaitu sukses saat kerja praktik, yang berarti nilai A atas hasil kinerjanya. #1 Miliki Tujuan yang Jelas Sukses menjadi mahasiswa magang harus diawali dengan tujuan magang yang jelas.Jika tujuan anda 'hanya' ingin sekedar memenuhi kewajiban prasyarat kuliah, ya itulah yang akan anda dapatkan. Sayang aja sih jika itu saja tujuannya. Padahal banyak lho yang bisa didapat

AKHLAK BUMN Sebagai Core Values Dalam Two Prongs Competency Model

Gambar
Dalam model two prongs competency, inti dari model kompetensi ini berupa Core Values, dengan dua kelompok kompetensi yaitu kompetensi kepemimpinan dan kompetensi fungsional. Dengan demikian Core Values tersebut merupakan nilai nilai yang ditetapkan perusahaan untuk dimiliki oleh setiap individu. Sebagai bagian dari BUMN, Core Values Telkom mengikuti pedoman dari Kementrian BUMN yaitu AKHLAK. AKHLAK merupakan kepanjangan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Amanah berarti memegang teguh kepercayaan yang diberikan. Kompeten berarti terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Harmonis berarti saling peduli dan menghargai perbedaan. Loyal berarti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Adaptif berarti terus berinovasi dan antusias dalam menghadapi perubahan. Dan terakhir, Kolaboratif berarti membangun kerjasama yang sinergis. 

Bagaimana Mengatasi Defisit Pengakuan yang Terjadi di Organisasi Anda

Gambar
Saya ingin berbagi pengembangan dari ide-ide yang saya peroleh dari tulisan David Novak Recognizing Employees Is the Simplest Way to Improve Morale di hbr.org tanggal 9 Mei 2016. Awal mula tulisan ini dimulai ketika Novak sedang menjalani perawatan kanker dan ia bertemu dengan seorang Onkologis ternama di sebuah pusat medis kelas dunia. Dalam suatu percakapan, Novak menanyakan berapa lama Onkologis itu bekerja disana dan dijawab oleh Onkologis tersebut, “Lebih dari 40 tahun”. Pertanyaan Novak berlanjut. Ia menanyakan apa yang telah perusahaan berikan kepadanya untuk mengingat jasa-jasanya untuk menolong kehidupan orang? Onkologis ini tertawa sambil menunjukkan gantungan kunci plastik yang dikirimkan perusahaan kepadanya. Bagaimana cara mengatasi defisit pengakuan ( Recognition Deficit) di Organisasi Anda Disinilah sumbangsih tulisan Novak menarik untuk kita pelajari sehingga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan Human Capital di Organisasi kita. Menurut Novak, memberikan gantungan

Tiga Pilihan Peran dan Kebahagiaan

Gambar
James Altucher dalam Choose Yourself menyebutkan ada tiga pilihan yang bisa diperankan. Pertama, berperan sebagai entrepreneur . Kedua, berperan sebagai entre-ployee . Ketiga, berperan sebagai employee . Pilihan pertama, berperan sebagai entrepreneur . Setiap orang adalah entrepreneur . Ketrampilan yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur adalah kemampuan untuk gagal (dan bangkit lagi), kemampuan untuk memiliki ide-ide dan menjual ide-ide tersebut, keberanian untuk mengeksekusi ide-ide tersebut, dan tetap persisten. Sehingga ketika gagalpun, anda tetap belajar dan maju pada langkah-langkah berikutnya. Pilihan kedua, berperan sebagai entre-ployee . Ini mungkin peran yang dimainkan oleh semacam konsultan/pekerja profesional seperti dokter. Ambil kendali kepada siapa anda melaporkan (pekerjaan anda), apa yang anda kerjakan, dan apa yang anda ciptakan. Jangan hanya mengerjakan apa yang ada di uraian pekerjaan. Mengerjakan hanya apa yang ada di uraian pekerjaa

Ubah Kebiasaan Burukmu dengan Mengetahui Hal-hal yang Memicunya

Gambar
Kebiasaan buruk bisa mengurangi #produktivitas kerja karyawan. Peter Bregman, penulis buku Four Seconds dalam hbr.org berbagi ide bagaimana mengatasi kebiasaan buruk seperti menyalahkan orang lain, mengkritik diri sendiri, berargumen, atau hal-hal lainnya.  Ini sarannya: Tidaklah memerlukan waktu lama untuk mengubah sebuah kebiasaan buruk. Namun itu sulit. Sungguh benar-benar sulit. Jadi, bagaimana kita menghentikan kebiasaan buruk itu? Tiga Langkah Penyelesaian Ada tiga langkah yang akan membantu: Pahami momentum kesadaran dari tanda-tanda reaksi sebelum kebiasaan buruk itu terjadi. Miliki kemampuan untuk menahan diri sesegera mungkin Anda menyadari bahwa tanda-tanda reaksi kebiasaan buruk itu mulai terjadi. Rumuskan kebiasaan baik yang akan menggantikan kebiasaan buruk tersebut.  Bregman memfokuskan langkah pertama sebagai hal paling penting. Tanpa langkah pertama tidak ada lagi harapan untuk melakukan perubahan kebiasaan buruk.   Momentum Kesadaran Momentum kesadara

Idea Sharing: Touching Employees' Heart Through HR Business Professional Practices

Gambar
Bagaimana mengatasi kesenjangan komunikasi yang terjadi antara pengelola HR dengan Karyawan? Pertanyaan ini muncul ketika karyawan merasakan pengelola HR  jarang melakukan komunikasi yang intens (dialogis, tatap muka) untuk mendengarkan aspirasi atau minimal mengenal lebih dalam siapa mereka dan kebutuhan mereka.  Masalah komunikasi ini harus disolusikan dengan segera mengingat karyawan adalah elemen penting dalam pelaksanaan bisnis bagi suatu perusahaan sehingga dapat terus tumbuh dan berkembang dengan baik.  Apa solusinya?   Dalam beberapa model pelaksanaan pengelolaan HR di sejumlah perusahaan, solusi atas permasalahan tersebut berupa pembentukan satuan HR Business Professional (HRBP).  HR Business Professional  ini terdiri dari sejumlah individu yang berpengalaman dan kompeten di bidang HR selama minimal 5 tahun, bersertifikasi, mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan baik, mampu merumuskan masalah HR yang disampaikan oleh karyawan dan merumuskan solusi-solusi atas per